Märchen von einem, der auszog, das

Märchen von einem, der auszog, das Fürchten zu lernen

Ein Vater hatte zwei Söhne, davon war der älteste klug und gescheit, und wusste sich in alles wohl zu schicken. Der jüngste aber war dumm, konnte nichts begreifen und lernen, und wenn ihn die Leute sahen, sprachen sie: "Mit dem wird der Vater noch seine Last haben!" Wenn nun etwas zu tun war, so musste es der älteste allzeit ausrichten; hiess ihn aber der Vater noch spät oder gar in der Nacht etwas holen, und der Weg ging dabei über den Kirchhof oder sonst einen schaurigen Ort, so antwortete er wohl: "Ach nein, Vater, ich gehe nicht dahin, es gruselt mir!" Denn er fürchtete sich. Oder wenn abends beim Feuer Geschichten erzählt wurden, wobei einem die Haut schaudert, so sprachen die Zuhörer manchmal: "Ach, es gruselt mir!" Der jüngste sass in einer Ecke und hörte das mit an und konnte nicht begreifen, was es heissen sollte. "Immer sagen sie, es gruselt mir, es gruselt mir! Mir gruselt's nicht. Das wird wohl eine Kunst sein, von der ich auch nichts verstehe.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kisah orang yang keluar untuk mempelajari apa rasa takut adalahSeorang ayah memiliki dua putra, yang tertua adalah bijaksana dan cerdas, dan tahu segala sesuatu yang baik untuk mengirim. Tapi yang termuda bodoh, bisa memahami apa-apa dan belajar, dan ketika orang-orang melihatnya, mereka berkata: "Dengan Bapa akan memiliki bebannya belum!" Jika sekarang sesuatu untuk dilakukan adalah sulung harus menyelaraskan jadi selalu; Bapa yang disebut dia tapi masih terlambat atau bahkan pada malam sesuatu memilih, dan jejak menyeberang di gereja atau sebaliknya tempat yang menakutkan, sehingga ia mungkin menjawab: "Oh, tidak, Bapa, aku tidak pergi ke sana, itu membuat saya bergidik!" Karena ia takut. Atau ketika di malam hari oleh api cerita diberitahu, dengan bergidik kulit, jadi penonton berbicara kadang-kadang: "Oh, itu membuat saya bergidik!" Anak bungsu duduk di sudut dan mendengar bahwa dengan dan tidak bisa mengerti apa artinya itu. "Selalu, mereka berkata, itu membuat saya bergidik, itu membuat saya bergidik! tidak membuat saya bergidik. Ini akan menjadi suatu seni, saya tidak tahu apa-apa.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kisah Pemuda Yang Pergi Forth untuk Belajar Apa Takut Seorang ayah memiliki dua putra, yang tertua dari yang cerdas dan bijaksana, dan tahu bagaimana untuk mengirimkan segala sesuatu yang baik. Semakin muda bodoh, bisa mengerti apa-apa dan belajar, dan ketika orang-orang melihat dia, mereka berkata, "Dengan siapa Bapa akan memiliki bebannya!" Jika sesuatu harus dilakukan, sehingga memiliki selalu lebih tua; tapi itu disebut ayah terlambat, atau mendapatkan sesuatu di malam hari, dan cara memimpin melalui gereja, atau tempat suram lainnya, ia menjawab: "Oh, tidak, ayah, aku akan pergi ke sana, itu membuat saya bergidik!" Sebab ia takut. Atau jika api di malam hari cerita diberitahu, dengan gemetar kulit, meninggalkan penonton kadang-kadang berkata "Oh, itu membuat saya bergidik!" Yang termuda duduk di sudut dan mendengarkan dengan yang lain dan tidak bisa membayangkan apa yang akan dipanggil. "Mereka selalu mengatakan, itu membuat saya bergidik, itu membuat saya merinding! Aku tidak bergidik. Itu mungkin akan menjadi sebuah seni yang saya mengerti apa-apa.