— 341 — tcnen, ärmellosen Jacken, w

— 341 —

tcnen, ärmellosen Jacken, wie auch der Tomekonka- Krieger auf
dem beigegebenen, nach einer Photographie hergestellten Bilde
eine tragt. Mützen, aus Rotang geflochten, vollenden die Aus-
rüstung.

Die photographische Arbeit ging hier im allgemeinen ohne
große Schwierigkeit vor sich. Ein einziges Mal, bei Aufnahme
eines Gruppenbildes, begann einer erst wie zum Scherz den Kriegs-
tanz zu tanzen, wobei er sich aber mehr und mehr aufregte und
zuletzt drohend gegen unsere zuschauenden Leute vorging, so



Fig. io6. Tomuna-Hann. Fig. 107. Tom u na- Mädchen.

daß wir sie schleunigst wegbefehlen mußten, worauf er sich nach
und nach wieder beruhigte, eine Zeitlang noch schwer keuchend.
Für „nein" sagen die Tomekonka „konjo."

Interessanter noch waren uns Leute, die wir in Kolaka als
Sklaven der Bugis sahen, nämlich Bewohner der im Inneren noch
gänzlich unbekannten Insel Muna am Südende der südöstlichen
Halbinsel. Sie sind ebenfalls klein von Statur, indem vier
Männer, teilweise Mischlinge, 1576 mm, drei Frauen 1404 maßen;
dabei ist ihre Hautfarbe viel dunkler als die der Bugis oder der
Tomekonka, die Nase sehr breit und niedrig, Mund und Kiefer
groß und vorspringend, das Kinn fliehend, das Haar wellig, bei einer



Digitizedby Google



— 342 ~

Frau sogar fast kraus, ihre Sprache ist gleichfalls eine andere
als die der genannten Stämme, indem sie für nein „mina" sagen.
Diese Tomuna-Leute werden weithin als Sklaven verführt.

Wir sind der Ansicht, daß die Tomuna derselben Urbevöl-
kerungsschicht angehören, deren wir bereits auf unserer Reise
durch Central-Celebes Erwähnung getan haben (siehe Seite 201),
ebenso wie auch die Toäla im Höhlengebiet von Lamontjong,
Östlich von Makassar, die wir später noch schildern werden. Wir
werden im Verlauf dieser Reise auf einen ähnlichen Stamm im
Inneren der südöstlichen Halbinsel stoßen.

Die Tomuna scheinen sehr gutartiger Natur zu sein; jeden-
falls sind an dem üblen Rufe, in welchem jetzt noch die Küsten
der Insel Muna wegen Seeraub stehen, nicht sie schuld, son-
dern stärkere Küstenstämme, von denen wir gleichfalls Vertreter
in Kolaka zu sehen bekamen. Die Tomuna-Sklav innen waren
den ganzen Tag mit Wasserholen am Fluß beschäftigt, weil die
Frauen ihrer bugischen Herren im Hause baden und nicht wie
die gewohnlichen Leute im Fluß; die männlichen Sklaven be-
sorgen die Feldarbeit.

19. Februar. Resident Brugman kehrte von Paloppo zurück,
begleitet vom luwuresischen Gouverneur (Suleiwattang) von Ming-
koka, der es hier infolge der Feindschaft der Boneer nicht mehr
ausgehalten hatte, jetzt aber unter holländischem Schutze sich
wiederzukommen getraute. Wir wurden am Nachmittag zu einer
Sitzung eingeladen, an der auch die Fürstin (Maköle) von Ming-
koka teilnahm, eine feine ältere Frau von vornehmer Haltung,
begleitet von drei jungen Mädchen, die in durchscheinende, rote
Jäckchen gekleidet waren. Als Reisebegleiter wurde uns ein junger
luwurcsischer Prinz, Daeng Mangatta, zugewiesen, ein Mann von
ansprechenden Zügen; sein blasser Teint verriet den Opiumraucher,
Er versprach, uns noch 30 Tomekonka-Träger für die Reislasten,
die unsere Leute nicht mehr bewältigen konnten, zu beschaffen.

Wir erfuhren nun auch, daß die Oberherrschaft von Luwu
über die Landschaft Mingkoka von der Westküste bis zur Wasser-
scheide reiche, worauf nach Osten zu die unabhängige Land-



Digitizedby Google

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

-341- tcnen, lengan jaket, seperti juga Tomekonka-prajurit pada disediakan, diperoleh dengan foto, foto salah satu membawa. Topi kain, rotan, menyelesaikan pelatihan Armor. Karya fotografi adalah umumnya tanpa kesulitan besar ke depan. Sekali, ketika rekaman kesempatan satu hanya memulai perang sebagai lelucon Dance mana dia tetapi lebih dan lebih bersemangat dan setidaknya mengancam melanjutkan terhadap orang-orang kami menonton orang, jadi Ara. Io6. Tomuna-Hann. ara. 107. Tom rozeh u gadis. kami dengan cepat harus perintah dari itu, apa yang dia adalah setelah dan setelah lagi menenangkan untuk sementara masih berat terengah-engah. Untuk Tomekonka "Kantha Rao." mengatakan "tidak" Masih lebih menarik, orang-orang kami kami di Hazel sebagai Melihat budak dari Bugis, yaitu penduduk di dalam lebih sama sekali tidak diketahui Pulau Muna di ujung selatan Tenggara Semenanjung. Mereka juga bertubuh pendek, oleh empat 1404 massal parsial hibrida, 1576 mm, laki-laki dan tiga perempuan; warna kulit mereka jauh lebih gelap daripada Bugis atau Tomekonka, hidung sangat luas dan rendah, mulut dan rahang besar dan melompat, melarikan diri dagu, rambut berombak, Digitizedby Google -342 ~. Wanita bahkan hampir keriting, bahasa mereka juga lain seperti suku-suku ini, mengatakan ada "mina". Orang-orang Tomuna tergoda secara luas sebagai budak. Kami adalah pendapat yang sama Urbevöl-Tomuna kerungsschicht milik, yang kita sudah di perjalanan kami Apakah menyebutkan oleh pusat Celebes (Lihat halaman 201), serta juga Toäla di gua-gua Lamontjong. Timur dari Makassar, yang kami akan menjelaskan nanti. Kami dalam perjalanan ini pada basis yang sama di Benjolan dalam Semenanjung Tenggara. Tomuna juga tampaknya menjadi sangat jinak; render Jika memanggil busuk, yang sekarang pantai Pulau Muna karena pembajakan tidak mereka bersalah, tapi suku pesisir kuat negara, yang kita juga perwakilan harus melihat Hazel. Di dalamnya terdapat budak Tomuna sepanjang hari dengan mendapatkan air di sungai, karena Mandi wanita laki-laki bugischen mereka di rumah dan bukan sebagai orang-orang biasa di Sungai; budak laki-laki. menyediakan lapangan kerja. Tanggal 19 Februari. Penduduk Brugman kembali dari Paloppo, disertai dengan luwuresischen Gubernur (Suleiwattang) Ming Koka, yang di sini sebagai akibat dari perseteruan Boneer tidak lagi telah dialami tetapi sekarang di bawah perlindungan Belanda berani untuk datang kembali. Di sore hari kami adalah salah satu Diundang pada sang putri (Maköle) oleh Ming sesi Coca mengambil bagian, wanita tua yang baik dari sikap yang mulia, didampingi oleh tiga gadis-gadis muda di tembus, merah Jaket yang berpakaian. Sebagai pendamping perjalanan, muda itu kami luwurcsischer Pangeran, daeng Mangatta, seorang laki-laki ditetapkan, oleh Kereta berbicara kulit pucat nya mengungkapkan perokok opium, Ia menjanjikan kita masih 30 Tomekonka operator untuk beban-beban beras. bahwa orang-orang kami tidak lagi dapat mengelola untuk mendapatkan. Sekarang juga, kita belajar bahwa kedaulatan Luwu tentang pemandangan pantai barat sampai air Mingkoka vagina kaya, apa Timur ke tanah independen Digitizedby Google

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

- 341 -

jaket tcnen, tanpa lengan, serta prajurit Tomekonka- pada
gambar yang dihasilkan yang menyertainya, setelah sebuah foto
melaksanakan. Topi, anyaman dari rotan, menyelesaikan pelatihan
peralatan.

Karya fotografi pergi di sini umumnya tanpa
kesulitan besar ke depan. Hanya sekali, saat pengambilan gambar
foto kelompok, hanya mulai sebagai perang untuk bersenang-senang
tari menari, yang dia lakukan lebih dan lebih bersemangat dan
akhirnya mengancam akan melawan orang onlooking kami, sehingga



Gambar. IO6. Tomuna-Hann. Gambar. 107. Tom u gadis na-.

bahwa kita harus cepat perintah, yang ia adalah untuk perjalanan
tenang dan lagi, untuk sementara masih terengah-engah.
Untuk mengatakan "tidak" pada Tomekonka "Konjo."

Yang lebih menarik adalah orang-orang kami bahwa kami di Kolaka sebagai
saw budak Bugis, yaitu warga dalam masih
pulau sama sekali tidak dikenal Muna di ujung selatan dari selatan-timur
semenanjung. Mereka juga bertubuh kecil, oleh empat
orang, beberapa hibrida, 1576 mm, tiga wanita berbicara 1404;
sedangkan warna mereka jauh lebih gelap dari Bugis atau
Tomekonka, hidung sangat lebar dan rendah, mulut, rahang
besar dan menonjol, dagu surut, bergelombang rambut, pada



Digitizedby Google



- 342 ~

wanita bahkan hampir keriting, bahasa mereka juga lain
daripada strain mengatakan, mengatakan untuk tidak "mina".
orang Tomuna ini tergoda juga budak.

kami percaya bahwa Tomuna Urbevöl- sama
kerungsschicht milik, yang kita sudah di perjalanan kami
melalui Sulawesi Tengah tidak menyebutkan (lihat halaman 201),
hanya sebagai Toäla daerah gua Lamontjong,
timur dari Makassar, yang akan kami jelaskan nanti. kami
berada dalam perjalanan perjalanan ke strain yang sama di
pertemuan dalam semenanjung tenggara.

yang Tomuna tampaknya alam yang sangat jinak untuk menjadi, dalam setiap
kasus berada di panggilan buruk di mana sekarang pantai
dari pulau Muna adalah karena pembajakan, tidak menyalahkan mereka, tapi
suku negara kuat pesisir, yang kami juga perwakilan
dilihat di Kolaka punya. The Tomuna-budak dalam yang
sibuk sepanjang hari mengambil air di sepanjang sungai, karena
laki-laki perempuan bugischen mereka mandi di rumah dan tidak seperti
orang biasa di sungai; budak laki-laki dijelaskan
menyediakan lapangan.

19 Februari. Resident Brugman kembali dari Paloppo kembali,
didampingi Gubernur luwuresischen (Suleiwattang) dari Ming
koka, yang tidak lagi di sini karena permusuhan dari Boneer
telah bertahan, tapi sekarang di bawah perlindungan Belanda untuk
berani datang kembali. Kami berada di sore hari untuk sebuah
sesi diundang di Princess (Maköle) dari Ming
berpartisipasi koka, seorang wanita tua denda bantalan dibedakan,
disertai oleh tiga gadis-gadis muda di tembus, merah
jaket berpakaian. Sebagai pendamping perjalanan kami muda
luwurcsischer Pangeran, Daeng Mangatta, ditugaskan, seorang pria dari
fitur menarik; kulit pucat mengkhianati perokok opium,
Ia berjanji kita 30 dukungan Tomekonka untuk beban beras,
untuk mendapatkan yang tidak bisa mengatasi dengan orang-orang kami.

Kita sekarang juga belajar bahwa supremasi Luwu
di pedesaan Mingkoka dari pantai barat ke air
selubung kaya, dimana timur ke tanah independen



Digitizedby Google